Jaman dahulu nenek moyang orang Batak sangat memegang teguh adat dan hidup saling menghargai sesama sehingga kata maaf itu jarang digunakan bahkan meminta maaf itu harus dilakukan secara adat ataupun dalam pembicaraan resmi, tidak sekedar dalam tutur kata.
Tetapi ada kata yang tepat untuk minta maaf dalam bahasa batak seperti:
1. Santabi
2. Marpanganju
3. Marpamuati ma roha muna. dll
Semua kata-kata diatas dapat digunakan sesuai dengan kondisi dan alasannya masing-masing.
Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan masyarakat, dinamika kehidupan juga semakin meningkat sehingga budaya nenek moyang itu semakin ditinggalkan. Akhirnya kata maaf itu harus di import dari bahasa indonesia bahkan sering digunakan “sori” (dari bahasa Inggris “SORRY”). Sama seperti kata-kata lain dari bahasa Indonesia seperti: botol, listrik, motor, handphone, televisi, komputer, laptob, radio, tape dll.
Sama seperti botol, listrik, motor, ban, handphone, dll, kalau dulu nenek moyang kita tidak pernah memiliki benda-benda tersebut sehingga tidak ada dalam bahasa batak. Jaman sekarang karena keberadaan benda-benda tersebut akhirnya di import namanya dari bahasa indonesia ataupun dari bahasa Inggris. Sama seperti kata kata maaf tadi, dulu nenek moyang orang batak meminta maaf itu tidak hanya sekedar dengan tutur kata. Tetapi harus melalui acara adat ataupun pertemuan resmi.
Sangat kurang tepat kalau Batak itu disebut tidak memiliki kata maaf. Hanya kita generasi yang sekarang ini sudah lebih cenderung mengimport kata-kata dari bahasa indonesia bahkan dari bahasa inggris. Sama seperti menyebut “ban” jarang orang batak mengucapkannya dengan bahasa batak yang asli yaitu SORHA. Dan masih banyak kata-kata yang lain diucapkan dalam bahasa indonesia padahal memiliki kata dalam bahasa batak yang asli seperti:
sepatu = saput ; gelas = bokor; kunci = sordak; baju = abit; mata = simalolong; ban = sorha; dan lain-lain
Inilah jawaban mengenai "Mengapa dalam bahasa batak tak ada kata maaf?" --> "Selama ini, pendapat yang umum mengatakan orang batak berhati-hati sebelum melakukan kesalahan, karena sekali itu dilakukannya maka dia tidak mempunyai persediaan kata untuk menebusnya". Yang artinya : orang batak tidak boleh melakukan kesalahan kepada orang lain karena setiap kesalahan harus dibayar (dando) bukan pake omdo. Kemungkinan memang benar, tetapi lebih masuk akal adalah biar orang batak dan siapapun juga bisa memaafkan ketidaksempurnaan orang lain tanpa perlu menunggu ada permintaan maaf.Stereotip tentang orang batak : "Gampang marah, tetapi gampang pula lupa dan memaafkan." :)
Tapi setelah dicermati lagi ternyata dalam bahasa batak ada sinonim yang sesuai yaitu kata SANTABI yang dibaca SATTABI. Bahkan cenderung orang batak mengucapkkan kata SANTABI sebelum memulai berbicara. SATTABI DI LOLOAN BOLON NAPINARSANGAPON !, ini adalah kata2 Raja, tentu yang suka urakan tidak memperhatikan kalimat ini dan nyrocoss, ibarat sepur tanpa rem. Kalau sedikit agak ribut utarakan lagi, SATTABI MARSITANGI-TANGIAN HITA !. Ini juga hanya orang yang sopan dan berjiwa santun yang mau mengutarakannya, kalau nggak ngerti biasanya langsung. Beda dengan kalimat ini : BEGE HAMU JO ! kalimat ini tidak sopan.
Posting Komentar